Follow+komen gan (ใแดใ✿)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
1)
By: Tadokoro'Nayoung Gen 2
»»»»» TOUT EST BEAU «««««
—❍ ❍ PROLOG ❍ ❍—
Kalian pernah pengen jd pahlawan kaya di cerita² fiksi atau cerita khayalan orng? Atau kalian pengen jd superhero untuk orng yg kalian sukai, sayangi atau cintai aja? Mo baca cerita gua ga?
♪☆♪☆♪☆♪☆♪☆♪☆♪☆♪☆
Suara langkah kaki seseorang mengganggu tidur ku, yah kemarin aku begadang sehingga ketiduran di sklh, saking kesalnya aku mengumpat g jls
"Arghh.. Siapa sih tuh?? Ganggu gua tdr aja, tau ga sih gua nih cape, klo lu mau loncat² atau lari² jangan di kls kek!!" bentakku pada orng yg kini berdiri di hadapan ku
"Apaan sih lu? Klo mau tdr tuh di rumah jngn di sklh_- salah siapa hah yg tdr di sklh? Udh tau sklh itu berisik, awas loh ntar ada guru lu bsa di omelin plus di hukum kaya...
Sebelum orng itu sempat menyelesaikan kata² nya gua udh nyosor ajon
"Udh gausah sok ngajarin atau nyeramahin orng lu dasar dugong!!"
"Dugong? Ganteng kaya gua? Buahahaha ngakak anjer"
"Udh deh ga, lu itu jelek jd gosah sok²an blng ganteng, muka pas²an aja belagu lu" ucapku because gua udh mls ladenin orng cem dia jd gua keluar kls aja
Yahh dia tuh Rangga, tmn plus sahabat gua, gua kmn² selalu ama dia soalnya gua gapunya temen selain dia, gua ini orng nya jarang interaksi ama orng lain jd so pasti yg ngajakin gua tmnan itu si rangga, gua tmnan ama dia udh lebih dr dua tahunan lah dr kls satu SMA klo ga salah. Nah klo gua... Kalyan kepo ye ama nama gua? .ggg •_•
Gua Shin Ninomiya, orng² manggil gua miya atau mia atau siya dll lah nama gua banyak by, gua baru dah mau lulus SMA, U semua tau kn kls brp gua? Jd gosah ngasi tau kn ye
♪☆♪☆♪☆♪☆♪☆♪☆♪☆♪☆
Bel pulang baru aja bunyi, gua paling mls plng gatau knp pdhl yg lain itu semangat banget pulang jd gua mutusin untuk pulang paling akhir, sebelum gua duduk lagi di tmpt duduk gua, ada orng yg manggil gua dr pintu belakang kls
"Ninoo lu hrs plng bareng ama gua ya, jngn mls plng ke rmh sendiri, kn itung² gua mampir lagi ke rmh lu"
"Anjer jan panggil gua nino, kaya cowo njer lu pikir gua ini titisan miper or lulop luna hah?"
"Lebih bagus di panggil nino dahal, ydh klo lu gamau tp gua bkl ttp panggil lu nino,- anggap aja panggilan syng dr gua"
"UDH AH RANGGA, GUA MO PULANG!!" lalu aku pergi meninggalkan cowo yg nama nya dugong itu sendirian
Pas mo pulang nih, gua udh liat rangga di lap basket, pdhl td nya dia di kelas kan_- napa bsa di lap basket, gua kn orng nya kepo nihh ya gua samperin si rangga trs nanya
"Eh dugong lu sjk kpn dsni?"
"Baru aja napa emang? Lu kangen?"
"Anjer geer tingkat brp sih lu? "
"Budu lah gua mo latihan, sana lu pulang"
"Ydh bay"
Pas gua mo ninggalin rangga dia hampir aja kena tembak, trs gua nolongin rangga jd nya gua yg kena tembak, tembakan orng tak di kenal itu tepat nembak salah satu titik fatal tubuh, entah siapa yg mau nembak rangga tp yg pasti dia orng yg benci rangga, pas itu gua cma bsa denger rangga blng ke gua
"Lu hrs bangun, gua sayang ama lu, bangun ya nin, demi gua, maafin gua yah grgr gua lu dsni......"
Suara rangga kepotong......
Saat itu gua gabisa denger apa² lagi dan ga bangun selamanya, trs gua berdoa semoga rangga di berikan jodoh yg baik sama Tuhan, mungkin aja gua emang takdir nya meninggal skrng dan rangga di beri kesempatan hidup untuk mencari orng yg bnr² dia sayang melebihi dia nyayangin gua, gua cm berharap yg terbaik buat dia walau gua seneng rangga jd satu² nya tmn gua dan satu² nya orng yg gua sayang. Gua tau orng sebaik rangga hrs dpt jodoh yg baik pula, maka dr itu gua juga berdoa semoga gua reinkarnasi nya jd orng yg deket sama rangga juga, anak nya atau buyut nya jga blh karna gua percaya reinkarnasi dan doa itu yg utama...
Mungkin skrng gua cuma sebagai FATAMORGANA yg cma bsa terlihat oleh nya saja, gua cuma fantasi yg ada di dunia khayalan doang, jd klo gua meninggal pun pasti yg dtng cuma rangga, hhh miris hidup gua.
❛❛Terluka Membuatku sadar, bahwa aku telah berjuang demi orng yang sangat berarti dlm hidupku. "Dia" adalah orng yg paling spesial❞
Entah knp, membuat persahabatan tanpa ada nya cinta itu sangatlah sulit.
—————TAMAT—————
SEKIAN CERITA SINGKAT DR SAIA, JIKA ADA SALAH KATA MOHON DI MAAFKAN. INI ADALAH CERITA KHAYALAN YG SAYA UBAH 5 KALI ATAU LEBIH KARENA SEMAKIN SAYA UBAH SEMAKIN BULUQ BACAAN NYA:")
2)
By: Klare'Dahyun Gen 3
FLOW + LEE MINHO (STRAY KIDS)
•°01. Bertemu
'Bertemu denganmu adalah kesalahan terindah dalam hidupku'
"Je, nggak pulang bareng nih?"
"Nggak, duluan aja Ri. Gue ada extra KIR dulu"
"Ok, gue duluan ya. Ntar kalo misalnya nggak ada yang jemput _call_ gue aja"
"Hahahaha ngerepotin banget Ri, nggak usah, ntar kalo misalnya Papa sibuk gue pesen grab aja"
"Yaudah iya, gue duluan ya Je. See you tomorrow"
"Hati-hati Ri"
Sejeong -gadis itu- segera merapikan tasnya dan menuju ruang dimana extra KIR (Karya Ilmiah Remaja) diadakan.
Ketika akan masuk, dia tidak sengaja bertabrakan dengan seorang siswa yang sedang membawa tabung kaca.
PRANG!
"Eh, maaf maaf. Aduuuhhh" Sejeong segera berdiri dan menghampiri cowok tersebut.
"Eh yaampun, tangan kamu berdarah. Sebentar ya" Sejeong panik karena tangan cowok tersebut tergores pecahan kaca.
"Bu, aduuuhh itu. Saya mau mengantarkan dia ke UKS dulu ya" Sejeong meminta izin kepada gurunya
"Iya, kamu baik-baik saja kan?"
"Iya Bu, tapi dia terluka. Sudah ya Bu, aduhhh, saya mau ke UKS dulu. Terimakasih" Sejeong dengan panik segera berlari kembali ke cowok tersebut.
"Ayo aku antar ke UKS"
Tidak sesuai apa yang diharapkan oleh Sejeong, ternyata UKS sudah sangat sepi. Huft, mau tidak mau Sejeong harus mengobatinya sendiri.
"Eum... Tunggu sebentar ya, aku akan mencari betadine, kapas, dan hansaplast-nya dulu"
"Eh tidak perlu, aku tidak apa-apa. Di bersihkan dengan air juga sudah cukup kok, hehe" Kata cowok itu sambil beranjak keluar
"Eh eh, jangan! Tunggu sebentar disini, aku mohon. Aku yang sudah membuatmu terluka jadi aku akan mengobatinya"
"Hmm.. Baiklah baiklah. Kau sangat baik ternyata"
Setelah beberapa menit, akhirnya Sejeong menemukan apa yang di carinya daritadi. Ia pun segera mengobati cowok tersebut dengan pelan dan hati-hati.
"Nah, selesai!" Sejeong kembali membereskan kotak P3K lalu mengembalikannya.
"Kalau boleh tau, namamu siapa?" Tanya cowok itu sambil memainkan ponselnya.
"Aku Sejeong, kamu?"
"Lee Minho, panggil saja Minho"
"Oh, senang bertemu denganmu Minho. Dan untuk kejadian tadi, maafkan aku ya. Aku benar-benar tidak sengaja" Sejeong kembali duduk di samping Minho.
"Bolehkah aku meminta IDLine-mu Je? Aku ingin berteman denganmu. Aku lihat kau adalah gadis yang baik"
Sejeong terkejut, bagaimana bisa Minho memanggilnya dengan _Je_? Padahal hanya orang-orang terdekatnya saja yang memanggilnya dengan _Je_. Kalau boleh jujur, entah kenapa jantung Sejeong berdetak sangat kencang saat ini.
"Je? Bagaimana?" Panggil Minho membuyarkan lamunan Sejeong.
"Oh, tentu saja boleh. Boleh aku pinjam handphone-nya?" Tanpa basa-basi Minho memberikan handphone yang sedari tadi di mainkannya.
"Oke sudah aku add. Nanti sepulang sekolah akan ku add back oke. Selamat tinggal Minho, aku pulang dulu" Sejeong berpamitan pada Minho lalu segera meninggalkan UKS karena Papa-nya sudah menunggu.
•°02. Harapan
'Mungkin aku salah karena terlalu berharap padamu'
Sejak hari itu, Sejeong dan Minho sekarang sangat dekat. Banyak yang menduga kalau mereka berpacaran, padahal tidak. Sejeong dan Minho masih berstatus teman.
Jujur saja, dalam hati Sejeong dia memiliki harapan yang besar terhadap Minho. Bagaimana tidak, Minho sudah bisa membuatnya nyaman sejak pertama mereka bertemu. Ditambah lagi dengan perhatian Minho pada Sejeong yang semakin menguatkan harapan Sejeong. Seperti hari ini, dimana Minho mengajak Sejeong untuk makan siang bersama.
"Jeje, mau makan apa?" Tanya Minho pada Sejeong dengan panggilan Jeje. Oh Tuhan, sungguh, Sejeong ingin terbang sekarang juga
"Eum? Terserah kamu saja. Kamu mau makan apa?" Sejeong bertanya balik pada Minho
"Aku ingin makan ramen, bagaimana?"
"Ramen? Boleh saja. Tapi jangan terlalu pedas ya, aku punya penyakit lambung."
"Oke, tunggu disini ya Je"
Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya Minho datang membawa 2 mangkok ramen dan 2 lemon tea. Oh tidak perasaan apa ini? Menurut Sejeong Minho sangat tampan dengan keringat yang membasahi keningnya
"Silahkan makan tuan Putri, makan yang banyak ya" Minho meletakkan semangkok ramen dan juga lemon tea dihadapan Sejeong.
"Eh? Shhhh apa ini?" Tanpa sadar, Minho memberikan pada Sejeong ramen extra pedas miliknya
"Eh kenapa Je?" Minho berdiri dari duduknya dengan panik
"Ini sangat pedas Minho, sungguh. Shhhh" Sejeong mengibaskan tangan di depan mulutnya sambil menangis. Percayalah Sejeong tidak suka pedas
"Aduhh, bodohnya aku. Maaf Je, tadi tertukar. Yaampun minumlah dulu" Minho menuntun tangan Sejeong untuk meminum lemon tea-nya, namun tetap saja tidak berpengaruh.
Sejeong sudah menangis saat ini. Mulutnya terasa terbakar di tambah perutnya yang merasa sangat sakit. Sejeong sudah meminum lemon tea miliknya dan juga milik Minho, namun justru terasa makin panas. Akhirnya Minho membelikan air mineral untuk Sejeong Dan membawanya ke UKS.
Minho merasa sangat bersalah, dia menyesal telah memberikan ramen extra pedas-nya kepada Sejeong. Sungguh tadi itu tidak sengaja.
"Je, gimana? Udah enakan?" Minho kembali menghampiri Sejeong setelah pelajaran olahraga-nya selesai.
"Aku baik-baik saja Minho, terimakasih ya"
"Ayo pulang Je, hari ini kamu tidak ada extra kan? Aku juga tidak ada. Tadi aku sudah memintakan izin untuk membawa kamu pulang" Minho menuntun Sejeong untuk bangun dari ranjang UKS
"Eh tidak perlu, aku akan minta jemput Papaku saja, kamu tidak perlu repot-repot." Balas Sejeong ramah.
"Sudah tidak apa-apa, aku antarkan pulang saja. Aku harus bertanggung jawab membawa kamu pulang selamat sampai rumah"
Dan akhirnya Minho mengantar pulang Sejeong sampai ke rumahnya.
•°03. Memudar
'Aku percaya padamu karena kamu yang membuatku sudah berharap sejauh ini. Aku tau, mungkin perasaanmu padaku sudah memudar'
Hubungan Sejeong dan Minho masih sama sampai sekarang, sebatas teman. Tiap hari ada saja sesuatu yang membuat argumen jika mereka berpacaran semakin kuat.
Sebenernya Sejeong juga berharap seperti itu, dia sudah sangat nyaman bersama Minho. Menurut Sejeong mereka berdua cocok karena memiliki beberapa kesamaan. Sejeong selalu mengerti tentang Minho, begitupun Minho yang selalu menyemangati Sejeong.
Namun semua harapan yang sudah Sejeong rangkai dengan sebaik-baiknya perlahan mulai memudar ketika ia mengetahui bahwa Minho sedang dekat dengan seorang kakak kelas yang bernama Nayeon. Minho sekarang terlalu banyak berubah.
Mulai dari chat Sejeong yang biasanya dibalas hanya dalam hitungan detik, kini butuh waktu 15 menit lebih untuk mendapatkan notif balasan dari seorang Minho. Sejeong mencoba positif thinking, mungkin saja Minho sedang dalam masa sibuk.
"Minho, kenapa sekarang kamu jarang membalas chatku? Kamu sedang sibuk ya?" Tanya Sejeong ketika sedang makan bersama dengan Minho
"Oh iya? Maaf ya Je, tadi malam aku ketiduran. Setelah private aku mengerjakan makalah dan akhirnya ketiduran. Maafkan aku ya" ucap Minho lembut meyakinkan Sejeong
Sejeong sebenernya ingin percaya, namun sangat sulit. Kenapa? Karena Minho sekarang sering membuat snapgram chatnya dengan Nayeon, dan jika diperhatikan Minho membalasnya sangat cepat. Dan juga, jam yang tertera dalam chatnya adalah jam disaat Minho membalas chat Sejeong terakhir kalinya malam itu. Lalu bagaimana? Haruskah Sejeong berhenti berharap?
•°04. Hancur
'Ada disaat aku berada pada titik dimana aku membencimu. Namun tidak, aku akan selalu ada untukmu, menjadi penghiburmu'
Setelah meyakinkan dirinya sendiri dengan berjuta harapan, inilah Sejeong sekarang, Sejeong yang harus perlahan mundur karena sudah tak memiliki harapan.
Minho, 1 minggu yang lalu dia telah mendeklarasikan hubungannya dengan Nayeon. Minho bilang kalau Sejeong adalah segalanya untuknya, namun sekarang Sejeong hanyalah seseorang yang dulu pernah ada di hidupnya. Sakit? Jelas.
'Waahhh, kamu resmi sama Kak Nay? Congrats! Aku ikut seneng. Jangan lupa pajak buat jadiannya ya, hehe'
Sejeong me-reply snapgram Minho yang berisi fotonya bersama Nayeon.
Yang dalam hitungan menit di balas oleh Minho
'Ey terimakasih Je. Tenang saja, besok aku belikan ice cream untukmu'
"Hahahaha, Sejeong bodoh sekali ya. Sudah tau kalau Minho suka-nya sama Nayeon tapi tetep aja berharap. Sekarang gimana Je? Masih mau berharap lagi?" Monolog Sejeong yang hampir menteskan air mata
Jujur sekarang Sejeong sangat membenci Lee Minho. Bagaimana tidak? Harapan yang disusun rapi oleh Sejeong perlahan-lahan dihancurkannya. Jahat bukan seorang Minho?
•°05. Harapan baru?
'Bagaimana bisa aku melupakan seorang yang selalu menerbangkanku lalu aku jatuh lagi dibuatnya?'
Sejeong sebenarnya sudah tidak mau berharap sedikitpun pada Minho, ia ingin cepat atau lambat melupakan Minho. Namun Tuhan sama sekali tidak berpihak pada Sejeong, Minho datang lagi kepada Sejeong. Minho yang dulu, kembali lagi. Tidak! Bukan Minho yang dulu, Minho yang sekarang sudah dimiliki oleh Nayeon.
Jika dipikir-pikir, Minho sangat jahat dan Sejeong sangatlah bodoh. Minho yang sudah memiliki Nayeon, datang lagi kepada Sejeong yang berusaha melupakannya. Sedangkan Sejeong, tetap bertahan walau berkali-kali di terbangkan lalu di hancurkan lagi.
Minho kembali memberi perhatian kepada Sejeong, kembali menjadi sosok yang mengucapkan selamat pagi dan selamat malam pada Sejeong, dan kembali memberi balasan chat dengan sangat cepat kepada Sejeong.
Sejeong tidak ambil pusing, mungkin saja Minho ingin selalu berteman baik kepada Sejeong. Bahkan Sejeong sekarang menganggap Minho sebagai kakaknya dan lebih sering memanggilnya Kak Minho.
Rumit jika dijelaskan, Minho seakan-akan memberi harapan baru kepada Sejeong dan membuat Sejeong berharap kembali. Di satu sisi Sejeong senang karena kembali mendapatkan Minho-nya yang dulu, disisi lain Minho sedih karena merasa tidak enak kepada Nayeon, karena Minho masih milik Nayeon.
"Kakak nggak sama Kak Nayeon nih? Kok ngajakin Seje?" Tanya Sejeong yang sedang menikmati sore bersama Minho.
"Nayeon sibuk Je, nggak apa-apa kan Kakak ngajakin kamu? Nggak ada yang marah kan?"
Deg.
Berarti Minho mengajak Sejeong hanya sebagai pelampiasan karena Nayeon sibuk? Hahahaha, jahat sekali kamu Minho. Tapi tidak apa-apa, apapun akan Sejeong lalukan agar Minho selalu tersenyum.
"Ya enggak lah kak hehe, nggak ada yang marah kok. Sejeong masih single tau" jawab Sejeong senatural mungkin.
"Beneran? Kalau gitu sama Kakak aja yuk wkwk"
"A-apaan sih Kak? Kakak kan udah sama Kak Nay"
"Tapi Kakak sayang kok sama Sejeong, hehe"
"Wkwkwkw bisaan aja Kakak mah"
"Eh btw Je, kakak mau ngasih Nayeon kado, enaknya kado apa ya?" Tanya Minho tanpa menyadari perubahan ekspresi wajah Sejeong.
Sangat bodoh ya Sejeong? Selalu bertahan meskipun di terbangkan lalu di jatuhkan lagi setelahnya.
•°06. Change
'Kamu berubah? Karena apa? Karena tidak mau lagi mengenalku ya? Baiklah, aku akan pergi, dengan perlahan tanpa kamu sadari'
Minho kembali membuat Sejeong membencinya. Sejeong kini tidak ada apa-apanya lagi di mata seorang Minho. Mungkin untuk sebagian orang, Sejeong hanyalah pengganggu hubungan Nayeon dan Minho.
Setelah kembali menjadi sosok yang dulu dikenal Sejeong, kini Minho berubah menjadi sosok yang cuek dan tidak peduli tentang apapun, termasuk tentang Sejeong.
"Kakak kenapa berubah?"
"Emang _gue_ berubah ya? Perasaan nggak tuh. Lo aja kali yang lebay, orang gue biasa-biasa aja tuh" ucap Minho ketus.
Sejeong rasanya ingin menangis sekarang juga. Tidak cukupkah Minho membuat Sejeong sakit hati karena membuat harapannya hancur? Sekarang Minho semakin membuat Sejeong sakit hati karena seakan-akan tidak mengenal Sejeong.
Berubah sangat drastis? Iya, sangat-sangat drastis. Mau tau seperti apa? Minho sekarang memakai panggilan gue-elo pada Sejeong, sakit bukan setelah memakai aku-kamu jadi gue-elo?. Kedua, Minho sekarang membalas Sejeong dengan cuek dan jika dirasa basa-basi atau tidak penting hanya di _read_ saja.
Tolong katakan? Dimanakah kesalahan Sejeong?
Juga tolong tanyakan pada Sejeong, mengapa dia sangat bodoh sehingga tetap bertahan walaupun disakiti berkali-kali?
•°07. End, thank you
'Kalau dulu aku mengatakan akan mengobatimu karena sudah melukaimu, kenapa kamu tidak melakukan hal yang sama kepadaku? Sudah tidak apa-apa, terimakasih'
Gadis itu sekarang sedang duduk manis dengan 2 buah koper di sampingnya. Dengan menggunakan kaos polos berwarna biru muda yang dilapisi dengan sweater dan juga celana jeans yang terlihat cocok di kaki kecilnya.
Jarinya sedari tadi tidak berhenti menyentuh layar handphone, sepertinya mengetikkan sesuatu untuk orang yang dia sayangi.
"Sayang, ayo bersiap-siap. Sebentar lagi pesawat kita akan terbang" panggil seorang pria setengah tua membuat gadis itu menghentikan sebentar kegiatan mengetiknya.
"Iya Pa, tunggu sebentar lagi ya"
"Jangan lupa untuk membuat handphone-mu dalam airplane mode ya sayang. Pastikan tidak ada yang tertinggal, Mama dan Papa kesana duluan" kata wanita yang berdiri di samping pria setengah tua tadi.
"Tentu saja aku ingat. Terimakasih sudah di ingatkan lagi. Sebentar lagi aku menyusul hehe" gadis itu tersenyum kemudian kembali mengetikkan huruf-huruf pada layar handphone-nya.
"Nah sudah selesai. Hehehe, selamat tinggal Kotaku, ingatkan aku untuk kembali ya. Dan untuk kamu, hiduplah dengan baik" gadis itu mulai beranjak dari duduknya.
Sebelum melangkahkan kaki, dia sempat memandangi suasana sekitar bandara dengan air mata yang hampir menangis, _'aku pasti merindukan Kota ini_' ucapnya dalam hati.
Gadis itu mengeluarkan roomchat line-nya, lalu memencet option blokir.
_*You already blocked Minho*_
Selanjutnya gadis itu mematikan handphone-nya, lalu mengambil kartu SIM yang tertanam pada handphone selanjutnya membuangnya dengan tersenyum.
"Aku mencintaimu, tapi biarkan cintaku padamu mengalir seperti air. Aku bukanlah air deras yang berani menghadapi apapun, aku hanyalah air tenang yang mengagumimu dalam diam tanpa pernah berfikir untuk mengatakan. Biarkan cintaku padamu mengalir, terus mengalir tanpa pernah kau rasakan"
"Selamat tinggal, jangan cari aku lagi ya. Aku senang bisa mengenalmu" ucapnya memandang kartu SIM yang sudah tergeletak begitu saja sebelum akhirnya beranjak pergi.
.
.
_*Line!*_
Seorang pria yang masih tertidur dengan tumpukan selimut dikejutkan dengan notifikasi line yang tiba-tiba masuk ke Handphone-nya. Ia mengaktifkan handphone-nya dan tertulis nama _'Seje'_ disana. Dengan segera ia membukanya.
"Ha? Enggak enggak gue cuma mimpi apaan sih??" Pria itu terkejut dan dengan segera mencuci mukanya
Setelah mencuci muka dia kembali melihat layar handphone yang menampilkan roomchat-nya dengan Sejeong. Pria itu makin membuka matanya lebar karena layar handphone-nya masih menampilkan hal yang sama.
Selanjutnya Minho -pria itu- mencoba menghubungi Sejeong, dan dia baru sadar kalau line-nya di blokir.
Minho kembali mencoba menghubungi Sejeong berkali-kali namun tetap saja gagal. Selalu yang menjawab adalah operator yang mengatakan
_'Nomor yang anda tuju tidak terdaftar. Mohon cek ulang nomor yang akan anda hubungi'_.
Dia juga sudah mencoba mengirim pesan via sms bahkan chat via instagram namun tetap gagal.
"Argh Sejeong! Kenapa kamu ninggalin aku ha?" Minho membanting handphone-nya dan menjambak rambutnya frustasi.
Jika waktu bisa diulang, biarkan Minho tau perasaan Sejeong yang sebenarnya. Ia menyesal sudah membuat Sejeong sakit hati dan menyia-nyiakan ketulusan Sejeong begitu saja.
END
To : Lee Minho
From : Kim Sejeong
Hallo Kak Minho, selamat pagi. Pasti kakak belum bangun ya? Ayo dong kak, bangun olahraga, abis itu mandi terus sarapan deh, hehe.
Pasti kakak baru tidur ya? Uhhh, kakak begadang mulu nih wkwkw. Kak, jangan begadang deh, nggak baik buat kesehatan. Jangan dibolak-balik waktunya, emang kelelawar? :v
Kak, Sejeong pergi ya? Harus mau dong pokoknya, nggak boleh enggak mau. Maafin Sejeong kalau nggak bilang-bilang Kakak dulu, lebih baik Sejeong pergi diam-diam daripada Kakak larang, hehe. Terimakasih Kak udah pernah jadi alasan Sejeong tersenyum dan terus bertahan buat Kakak, terimakasih juga buat hari-hari yang udah kakak luangin buat nemenin Sejeong. Sejeong nggak mau ngetik banyak nih, intinya terimakasih aja buat waktunya selama ini.
Hidup dengan baik Kak, bahagia terus. Jangan kebanyakan mikir pelajaran ntar stress wkwkwk. Ini Sejeong pergi juga karena Papa pindah tugas ke Belanda.
Bahagia terus, tetep jadi Kak Minho yang baik dan care ke semua orang, bukan Kak Minho yang cuek dan nggak peduli :v
Eh jangan lupa ibadah ya Kak, inget sama Tuhan yang udah bikin Kakak hidup dengan baik selama ini. Bahagia dan langgeng sama Kak Nay.
Satu lagi, jangan pernah nyariin Sejeong lagi, anggap aja kakak nggak pernah kenal Sejeong hehe.
Terimakasih Kak. Selamat pagi, semoga pagi Kakak selalu menyenangkan. Dan juga Selamat malam untuk nanti malam, ini ucapan terakhir dari Sejeong hehe. Selamat malam juga kak, tidur yang tenang dan mimpi indah, terimakasih :)
From your friends,
Kim Sejeong
Who always love you
3)
By: Hujan'Nakyung Gen 1
Judul FF : Hujan
Nama lengkap Author : Gerimis Hujan Elafria Corleone Vrochi Adiningrat
Nama : Nana/Hujan
Cast : Hujan'Nakyung
Arta'Guanlin
###
Namaku Hujan. Aneh bukan! Ayah dan ibuku yg memberiku nama aneh itu. Menurutku hujan adalah badai kekacauan dunia ini. Hufft, aku selalu diejek oleh teman teman. Kenapa ayah dan ibuku memberiku nama itu. Aku tidak suka aku ingin mati saja.
###
"Oke anak anak, hari ini kalian kedatangan anak baru, oke perkenalkan namamu!"
Aku tidak tertarik dengan anak baru itu. Aku melirik sekilas, anak itu punya senyum yg manis. Cih pencitraan. Aku memilih menenggelamkan kepalaku di meja.
"Hei namamu siapa?" seru seseorang yg sambil menyolek bahuku.
Aku mengangkat kepala, anak itu tersenyum polos menatapku. Anak kelas ini menatapku dengan sinis seakan aku telah merebut pacarnya. Aku berdecih kecil ke arah anak itu.
"Hei bukankah tidak sopan berdecih ke seseorang" katanya
"Bukan urusanmu"
"Perkenalkan namaku Arta" serunya sambil menyodorkan tangannya untuk memulai perkenalan ini.
Aku menepis tangannya dan tentu saja. Aku mendapat tatapan tidak enak dari semua anak kelas ini. Buru buru aku menenggelamkan kepala.
###
Bel sekolah berbunyi. Ini kesukaan ku, aku bisa menghabiskan waktuku untuk oppa oppa dirumah. Ah shit, bencana di dunia ini akan segera turun. Aku menghela nafas. Aku lupa membawa earphone.
Tik..tik..tik.. Aku membenci suara ini. Aku menginginkan ini cepat berakhir namun pasti tidak akan berakhir.
Kenapa mereka merasa senang dengan hujan? Apa mereka senang karena bisa stu payung dengan pacar mereka? Cih rendahan sekali. Aku lupa memakai jaket dan berakhir kedinginan disini.
1 jam sudah bencana ini tidak berhenti, aku mulai bosan. Ponselku lowbatt bagaimana ini? Haruskah aku minta tolong, tidak! Aku tidak mau minta tolong kepada orang.
"Masih mau menunggu hujan ini reda?"
Suara orang yg membuatku terkejut, aku melihat dia. Dia Arta. Aku mulai menatapnya sinis.
"Jam segini mana ada angkutan lewat, kalaupun ada pasti penuh karena hujan" -arta
"Jangan sok tau, pasti ada yg lewat" -hujan
"Daebak!! Kau berbicara padaku, aku harus mengabadikannya" -arta
Aku mengernyitkan dahi. Dia berkata apa tadi 'daebak' apakah dia fanboy, oh tidak rasa kepoku mulai menyeruak.
"Eum, kenapa kau melamun?" -arta
"Apakah kau seorang fanboy?" -hujan
Aku tetap bertanya dengan nada sinisku, sebenarnya hatiku sudah ingin berteriak, akhirnya aku bertemu fanboy secara langsung.
"Eum bisa dibilang begitu. Aku punya istri banyak, ada nakyung, tzuyu, somi, joy, irene, lisa, jen-" -arta
"Cukup aku tidak tanya" -hujan
Aku mengalihkan pandangan dan memilih menatap langit yg tak kunjung reda
"Bilang saja kamu cemburu" -arta
"Apa? Aku tidak salah dengar, maaf siaa kamu yg patut aku cemburui" -hujan
Aku menatap dia dengan tatapan kesal, dia sudah senyum manis. Eumm, dia lumayan imut sih.
"Lalu kenapa kau menatapku terus dengan intens" -arta
Aku menyadari langsung mengalihkan pandangan dan kenapa pipiku panas. Astaga aku tidak menyukainya. Tidak akan pernah.
Bencana di sore ini mengapa menurutku indah, aku bisa menghabiskan waktu dengan Arta. Arta juga murah senyum tidak sepertiku.
"Oh ya, daritadi aku belum tau siapa namamu, oke siapa namamu?" -arta
Aku agak ragu untuk menyebutkan namaku, aku takut kehilangan Arta, Arta teman pertamaku.
"Astaga, kamu ini hobi sekali melamun, hey, siapa namamu?" -arta
"Hujan"
Dia terkejut, aku sudah menduga ini akan terjadi.
"Nama yg bagus"-arta
"Ehh, kau menganggap namaku bagus"
"Tentu bagus, nama pemberian orang tua bukannya bagus bagus. Klo boleh tau apa arti namamu" -arta
Aku menatap langit dengan tatapan sendu.
"Hujan, sebenarnya tidak ada arti. Orang tua ku menginginkan aku menjadi anak yg tenang namun bisa mengatur emosi" -hujan
Kataku yg tidak sadar aku tersenyum mengingat masa kecilku yg menyukai hujan. Tpi entah kenapa aku sekarang tidak suka.
"Kamu cantik saat tersenyum, jackpot aku orang ketiga melihatmu tersenyum secara langsung" -arta
Aku melihat sinis arta yg tertawa, dia memang imut.
"Aduh sudah sudah, eh, hujan liat kelangit ada pelangi!!" -arta
"Pelangi?"
Aku mendongakkan ke langit. Hujan sudah berhenti turun dan tergantikan oleh indahnya pelangi. Cahaya berwarna warni. Aku belum pernah melihatnya. Ini ertama aku melihatnya. Aku terkagum kagum sampai mulutku menganga.
"Apakah ini pertama kalinya kamu melihatnya? Indah bukan? Ingat! Hujn bukanlah bencana, hujan adalah awal dari sebuah keindahan" -arta
"Eumm ya, setelah melihat ini aku bersyukur mempunyai nama hujan dan sebaiknya sikap ku yg dingin ini harus aku kurangi" -hujan
"Nah begitu, hari sudah mulai malam, aku akan mengantarkanmu pulang, ayo!!" -arta
Arta menggandeng tanganku. Tangannya lembut dan hangat. Genggamannya sangat indah. Aku suka tangannya di tanganku. Hmm, sebaiknya aku juga harus berdandan agar arta suka padaku. Kkk~
4)
By: Siena'Jiu Gen 3
—Faded Smile
Di pagi hari yang cerah, matahari memunculkan sinarnya dan menerangi kembali bumi yang gelap ini, bersamaan dengan itu, seorang gadis cantik menatap cermin dan tersenyum sambil menata penampilannya. "Sip, sudah selesai" ucap gadis itu pada dirinya sendiri dan menggotong tas lalu pamit kepada orangtuanya.
Disekolah, ia menyapa beberapa orang namun tidak ada satupun yang menghiraukannya. Namun gadis itu tak patah semangat, ia tetap menampilkan senyum cerahnya walau dibalas oleh tatapan sinis dari semua orang. Ya, dia adalah Ryanna atau dipanggil Anna, dia merupakan gadis dengan julukan "Gadis Aneh Dari Goa Hantu" karena dia selalu tersenyum bahkan saat ia dibully. Sampai sekarang tak ada yang tahu kenapa dia selalu tersenyum karena tak ada satupun orang yang mau mendekatinya karna sifat anehnya itu.
Sesampainya dikelas, Anna duduk ditempat biasa atau seperti "Tempat Terasingkan" alias dipojok kelas hanya dengan sebuah meja dan kursi. Tapi ia senang di tempat itu, karna disana ia dapat melihat indahnya ciptaan Tuhan, bagaimana para tumbuhan menari nari bersama dengan tiupan angin yang membelai lembut wajah gadis itu. Dimana ia akan larut dalam kedamaian yang terdengar oleh bisik bisik alam, menit menit berharga dimana ia melupakan segala masalah hidupnya.
"Woy bocah tengil, beliin gua bahan prakarya buru" ucap teman sekelasnya dan menggebrak meja kayu itu. Anna tersentak kaget namun tak melupakan senyum yang selalu bersatu dengan wajahnya itu.
"Baik, Keeva" sahut Anna tersenyum dan beranjak keluar. Ia berjalan dengan cepat karena risih melihat tatapan aneh dari "teman-temannya" itu. Dengan senyuman, dia berjalan dan segera membeli bahan yang diperlukan untuk prakarya nanti siang.
Namun, setelah ia selesai membeli dan ingin kembali ke kelas, Anna bertemu "mereka". "mereka" yang dimaksud adalah geng pembully alias Bullshit Gang yang berisikan 6 anggota paling ditakuti seantero sekolah. Anna sebenarnya tidak takut mereka, tetapi ia pun tak punya kekuatan untuk, membully balik. Sehingga jika ada yang mengganggu ataupun mengasari dia, dia hanya akan tetap tersenyum. Karna itulah ia dicap sebagai orang gila oleh satu sekolah.
Seorang anak datang, "Mau kemana lu hah?" sambil mendorong tubuh Anna kebelakang, disusul dengan anak lain Bullshit Gang, bersepakat untuk menghapus guratan senyum diwajahnya, menghilangkannya, lalu membuangnya. Namun, Anna tak pernah pasrah, ia akan terus tersenyum sampai giginya kering atau sampai pipinya keram. Itu tidak apa apa, asalkan senyumnya dapat menghapus kesedihan dan menciptakan warna pada orang lain. Meskipun harus ia yang tersiksa, ia akan terus membagikan senyum itu untuk orang yang membutuhkan. Bahkan musuhnya sekalipun.
"Aku mau kembali ke sekolah, aku ingin menyerahkan benda titipan dari temanku" jawabnya dengan senyuman lebar seusai mengatakan "teman" dan berlalu pergi. Namun mereka menahannya lagi.
"Temanku? Hahaha lihatlah anak ini,dia pasti sedang bercanda. Hey bocah culun, dengan tampangmu seperti ini kaupikir kau punya teman huh? Jawab aku!" teriaknya dan mendorong kuat tubuh gadis itu hingga tersungkur ke tanah. Namun Anna bangkit kembali dan memanfaatkan waktu yang ada untuk kabur.
Sesampainya di depan sekolah, ia segera menyebrang tanpa memperhatikan jalan, seketika itu juga ia mendengar bunyi klakson yang memekakkan telinga dan membekukan tubuhnya di tengah jalan. Ia menatap kosong pada kendaraan gang melintas itu sambil menutup matanya, menyembunyikan ketakutan yang menjalar di tubuhnya dengan sebuah senyum kecil yang menghangatkan untuk dipandang.
Satu detik, dua detik, tiga detik. Aneh, ia tidak merasakan apa apa. Karena penasaran, ia pun membuka kembali kelopak matanya dan melirik arah kendaraan tadi melintas. Ia melihat darah, ia kira itu darahnya sampai Anna menyadari itu bukan wajahnya. Anna membelalakkan mata selebar lebarnya taktala melihat wajah yang sangat familiar di depannya. Dagu runcing, hidung mancung, rambut coklatnya yang telah bercampur dengan warna darah.
Senyuman Anna pudar, bersamaan dengan hatinya yang terasa tersayat oleh ribuan pisau berbagai jenis. Kaki kecilnya berlari menghampiri anak yang mengorbankan dirinya itu dan meletakkan kepalanya diatas pahanya yang kini ternodai darah pekat berwarna merah.
"Keeva, bangun Keeva, please jangan seperti ini" sahut Anna histeris sambil menepuk nepuk pipi Keeva, berharap ada setetes keberuntungan yang dapat menyadarkan Keeva kembali. Dan benar, Keeva membuka matanya walau hanya sedikit.
"Kenapa kau melakukan ini eoh? Wae? Wae? Wae?" tanya Anna diiringi setetes air mata yang tak pernah dia perlihatkan kepada siapapun, air matanya bening seperti kristal mengisyaratkan kalau itu air mata yang tulus dan menyakitkan, membasahi pipi Anna dan Keeva.
"Jangan menangis, kamu harus tetap tersenyum seperti yang biasa kau lakukan, agar aku bisa ikut tersenyum juga" ucap Keeva dan menampilkan sebuah senyum kecil, namun berarti, karena Anna tak pernah mendapat senyuman setulus itu dari siapapun, tak pernah, bahkan ayah ibunya.
"Bagaimana bisa aku tidak menangis jika ada seseorang yang mau mengorbankan hidupnya demi anak aneh yang selalu tersenyum walau dibully?" isaknya dan merengkuh tubuh mungil Keeva dalam tangannya, takut jika ia melepasnya, Keeva akan benar benar pergi dan tak kembali, namun sepertinya kehendak dia dan Sang Pencipta kali ini berbeda.
"Senyummu adalah salah satu senyum tertulus yang pernah kulihat, senyummu memiliki keunikan tersendiri, senyummu dapat memberi warna cerah pada semua orang, senyummu dapat membangkitkan semangat hidup seseorang, senyummu seindah pelangi, memiliki beragam warna namun tak ada satupun yang mengecewakan, hanya kau yang bisa dan dapat memilikinya, senyummu tak dapat dirangkai dengan kata kata maupun dilukis dengan sebuah gambar, karena Tuhan telah menciptakan senyum itu khusus untuk dirimu, dan tak ada yang dapat memiliki senyum seindah milikmu, ataupun mencuri senyummu, jadi jagalah senyumanmu karena itu adalah karunia dari Tuhan untuk dirimu, dan hanya dirimu, selamat tinggal Ryan, I'll miss you and your smile, keep smile and dont listen to world, just be yourself and you, my teddy." seketika itu juga ia menghembuskan nafas terakhir dan pergi ke tempat yang lebih jauh.
-TAMAT
